Personal

Sebuah Jeda Untuk Rehat Sejenak

Halo dunia apa kabarmu akhir akhir ini?

Memasuki minggu ketiga social distancing segala rasa kangen mulai melanda…

Kangen sekedar ajak anak pergi ke luar nikmatin matahari, kangen makan bakso di warung langganan. Kangen (ini kebutuhan sih) obgyn karena aku belum pasang kontrasepsi dan ternyata minum pil kb itu rasanya perjuangan. Kangen kerja dengan rasa aman tanpa takut pulang ke rumah membawa virus  (karena saya masih harus bekerja iyapun tidak full).

Ternyata hal yang sederhana pun saat dicabut keberadaannya dalam hidup barulah terasa begitu berharga, seolah jika bisa kita ingin bertaruh kepada Allah untuk menjadi pribadi yang lebih baik jika hal hal sederhana itu dikembalikan kepada kita.

Malah kepikiran juga mungkin Ramadhan dan Lebaran tahun ini akan dilewatkan dengan cara yang berbeda karena sudah banyak disosialisasikan untuk tidak mudik saat lebaran. Kita belum bisa memprediksi dengan jelas kapan kiranya pandemi ini bisa diatasi meskipun kabarnya vaksin untuk virus ini sudah mulai diproduksi massal di US dan China. Jadi…saya pribadi dan keluarga hanya bisa menyiapkan mental untuk bisa menerima perubahan yang harus dilakukan demi kemaslahatan bersama.

Beberapa minggu terakhir rasanya dunia diam dalam mode “pause” dan “break” segala sesuatu yang awalnya identik dengan kepadatan dan kebisingan mendadak terdiam dalam hening. Pertama kalinya bisa liat lantai area kabah dibersihkan tanpa manusia seorangpun (cuma petugas kebersihannya), pertama kali lihat daerah pasar baru lenggang di siang hari lewat video kiriman teman di social media. Pertama kali liat New York yang katanya “city that never sleep” hening dalam diam.

Dalam masa sulit ini semua sepakat bahwa keselamatan diri dan orang tercinta lebih penting dari semua hal yang biasanya menyita pikiran kita, Dan kemudian kita dipaksa untuk diam di rumah, beristirahat sejenak dari segala agenda sepanjang tahun yang biasanya sudah padat merayap minta diselesaikan.

Untuk kita yang serumah dengan keluarga himbauan untuk diam di rumah mungkin hanya ditantang kebosanan. Berbeda dengan teman teman para pejuang LDM, LDR yang selain ditantang bosan juga ditantang rindu. Rindu rumah (sebenarnya) dan keluarga.

I feel you guys. Hang in there.

Kita semua berjuang di jalur masing masing, kita dengan problematikanya. Tahun ini semua berbenah, belajar merelakan, belajar menerima, belajar untuk lebih bersyukur. Untuk kamu yang masih bisa kerja dari rumah ingat ada banyak orang yang kehilangan pekerjaan di jalan. Untuk kamu yang bosan di rumah sama keluarga ingat ada banyak pasien positif yang harus melawan sakit sendiri tanpa ditemani keluarga. Untuk kamu yang sedang ngosngosan muter otak gimana bayar gaji pegawai ingatlah kamu ga sendiri semua kena imbas dan dampaknya.

Di masa sulit ini kita dipaksa beristirahat lebih banyak sekaligus berusaha kreatif mengisi waktu dan tetap produktif dari rumah. Ada yang harus pintar membagi waktu di rumah supaya tidak keteteran ikut kuliah online, ada yang harus mengatur urusan domestik dengan pekerjaan dadakan jadi guru untuk anak di rumah hingga anak dan ibu sama sama curhat ingin segera kembali ke sekolah karena mama ternyata lebih galak dari ibu guru di sekolah. Kita mendiami tempat singgah yang biasanya hanya kita temukan di malam hari. Kita bisa punya waktu lebih banyak bersama keluarga di rumah dengan limpahan waktu lebih dari biasa.

Mungkin ini maksud Allah memberikan kita “wabah” untuk sejenak diam dalam sepi, sendiri dan berkontemplasi dan reconnect dengan hal hal yang sebelumnya kita abaikan. Merunut kembali definisi penting dalam hidup.

Badai pasti berlalu.

Waktu pasti berputar.

Tinggal diri kita yang akan “terlahir kembali” entah dalam kondisi sama saja, lebih baik, atau lebih buruk.

Kuncinya manfaatkan waktu yang ada sebaik mungkin, orang bilang bahwa orang sibuk selalu ada waktu. Saat waktu yang diberikan melimpah aturlah sebaik mungkin sesuai porsinya sesuai perannya. Kita bukan libur hanya memindahkan kegiatan di rumah masing masing.

Nikmati saja dulu prosesnya, waktunya, karena seperti pandemi ini, kita tidak pernah tahu hingga kapan waktu bisa kita nikmati.

Dan tulisan ini merupakan kolaborasi di bulan ini bersama teman teman Bandung Hijab Blogger. Intip juga cerita lainnya dari teman teman yang lain.

Stay safe stay healthy teman teman.

Use your time now wisely

Love,

petite second room

28 Comment

  1. Betuul banget semesta pun memberikan peringatan buat kita semua untuk rehat sejenak. Memberikan nafas buat bumi, memberikan jeda buat umatnya agar merenung.

    Ku percaya, roda kan berputar, kelak bakalan kembali normal lagi. Tetep berkarya dan produktif dijalurnya masing2.

  2. Mantul teh… waktu kaya pandemi gak tau sampe kapan bisa dinikmati. Walaupun kadang urusan domestik rumah bikin ribet saat pekerjaan yang biasa dilakuin diluar tetiba sekarang ikitan pindah kerumah tetep siasati waktu biar gak sia sia.

    1. Betul entah akan gimana kita harus adaptasinya nanti, tapi masih bersukur dikasih kesempatan menjalani ramadhan ya nis. Amiiin kamu jg ya stay safe and healthy 🤗

  3. Iya bener banget teh…semuanya terasa terhenti, rasanya kangen sama dunia luar. Semoga percoronaan segera berakhir, aamiin.

    1. Betul yu bener bener kekepin dana darurat karena gatau kebijakan pemerintah ke depannya kaya gmn

Leave a Reply to yola widya Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *