Personal Semua Kategori

Puteri Indonesia

Beberapa hari yang lalu, kita baru saja disuguhi acara tahunan yang paling ditunggu Malam Final Puteri Indonesia. Saya teringat Puteri Indonesia adalah salah satu acara yang kesukaan saya sejak masih kecil karena seolah mewujudkan impian setiap perempuan untuk melihat sosok puteri dalam wujud nyata. Cantik, pintar dan menawan.

Pemilihan Puteri Indonesia seingat saya merupakan ajang pertama pageant di Indonesia yang dalam kiprah perjalanannya mengalami pasang surut. Indonesia adalah negara kesatuan berlandaskan Pancasila yang menjunjung tinggi hak keadilan bagi setiap warganya. Tapi secara sosial tidak dapat dipungkiri bahwa dominasi muslim memegang peranan vital dalam setiap sepak terjang perjalanan putera puteri bangsa di kancah internasional.

Masih ingat di benak saya bagaimana seorang Artika Sari Devi terus berjuang untuk memasukan namanya dalam jajaran kontestan unggulan Miss Universe di tengah hujatan dan demo pemakaian bikini yang menjadi salah satu penilaian di ajang Miss Universe. Pemakaian bikini banyak pihak anggap tidak pantas dilakukan seorang wanita muslim indonesia, polemiknya mungkin hingga saat ini masih terus ada tapi tidak sekeras waktu itu.

Sebagai seorang muslim saya pernah membaca kajian ustadz Felix Siauw bahwa pemilihan sejenis di masa lampau dimaksudkan sebagai sarana memilih perempuan tercantik untuk dijadikan selir penguasa pada zamannya. Sehingga keberadaannya dianggap menurunkan martabat perempuan, maka dari itu banyak kalangan muslim menentang adanya pemilihan seperti ini.

Terlepas dari pro kontra yang selalu mewarnainya, saya ingin membahas hal lain yang menjadikan ajang Puteri Indonesia menarik dan selalu saya tunggu. Namun perlu ditekankan dari awal bahwa dengan tulisan ini tidak lantas membuat saya mengamini bahwa boleh membuka aurat selama anda berprestasi. Urusan membuka aurat dan tidak adalah hak seseorang dan urusannya dengan tuhan. Puteri Indonesia Aceh masih berpegang teguh dengan jilbabnya dan bisa berprestasi. Ini semua murni pilihan diri kita dengan segala konsekuensinya.

Di mata saya perempuan perempuan yang terpilih bukan perempuan biasa. Kemasan foto menawan hanya cangkang dari kematangan berpikir, pengetahuan yang mumpuni dan karakter yang kuat dari seorang perempuan.

Dalam 3 tahun terakhir prestasi Puteri Indonesia mengalami kemajuan signifikan setelah datangnya Whulandary Herman. Saya pikir beliau adalah sosok tangguh yang berada di balik layar kesuksesan para penerusnya. Bahwa untuk menjadi puteri indonesia tidak hanya diperlukan badan yang ideal, wajah yang cantik tapi karakter yang kuat. Dan mereka datang jauh jauh bukan sekedar untuk meramaikan perhelatan Miss Universe dan pemilihan sejenis. Tapi lebih dari itu mereka datang dengan persiapan matang untuk menorehkan prestasi.

Saya berterimakasih karena mereka membawa inspirasi kepada setiap perempuan Indonesia untuk mengaktualisasikan diri serta belajar mencintai diri mereka apa adanya. Menggali potensi yang mereka miliki dan tidak berhenti belajar. Seperti yang diujarkan Anindya K Putri dalam instagramnya sesaat setelah pagelaran Miss Universe usai beberapa bulan yang lalu.

 

Banyak nilai positif yang bisa kita ambil dari hanya sekedar menjadi pengamat setia puteri indonesia setiap tahunnya jika kita cukup bijak sedari dalam pikiran. Sehingga kita bisa berbeda dari orang kebanyakan.

Stand out among the crowd.

Berprestasi dengan cara kita sendiri. Semuanya bisa terwujud asal kita percaya.

Selamat Puteri Indonesia 2016 Kezia Warouw.

Semoga engkau akan terus memberikan warna baru bagi para perempuan Indonesia. Good luck!

Sumber Foto

www.missology.org dan www.indopageant.com

love,

IMG_8557