Petitesecondroom
Semua Kategori

Ukur Kaki Pakai Sepatu Sendiri

“Dia umur segitu udah bisa begini…nah gue…“

Pernah gak sih ngalamin kaya gitu? Bisa jadi ini adalah fenomena yang dialami banyak orang terutama saat era sosial media. Kalau dulu dibandingin paling sama anak tetangga sekarang perbandingannya udah meluas sama orang di antah berantah yang hidupnya mendekati sempurna di layar hp.

I do too many times guys really

Apalagi sekarang kok kayaknya orang muda muda pada hebat hebat ya di umur muda udah bisa jadi ini, bisa punya itu. Dulu orang bisa punya private jet hanya dalam katalog promo sebuah MLM sekarang beneran ada pengusaha yang sudah bisa beli private jet di usia yang terbilang muda untuk seorang pengusaha sukses.

Dan kadang menyesal kenapa gak mulai menekuni sesuatu dari dulu kaya mereka, misal salah satu sultannya Indonesia, Sultan Andara Raffi Ahmad dia mulai main sinetron usia 15 tahunan dulu. Inget banget zaman Raffi Ahmad masih kurus main sinetron dan sekarang ya dilihat aja hidupnya Raffi kaya gimana. Tapi ya masa juga gue main sinetron ya wkwkkw…maksudnya pengennya memulai bidang apapun yang kepikiran gitu…

Tapi aku percaya satu hal, ada banyak faktor yang menentukan suksesnya seseorang salah satunya rejeki, kita bisa mengikuti cara atau langkah seseorang tapi rejekinya allah yang tentukan. Peer dan tugas kita cukup maksimalkan ikhtiar dan doa apapun mimpi yang ingin kita kejar, salah satu yang penting adalah menentukan tujuan kita mau kemana.

Woman with vision can take you anywhere

Berbicara soal woman with vision ada satu karakter yang beneran ngena di pikiran pas nonton sampai ngomong “I wish i could be her when i was younger” . Kalau bisa muter waktu aku pengen jadi Jo Yi-seo (Kim Da Mi) di Itaewon Class, karena selain pinter, populer, tegas dia tahu mau jadi apa dan kemana arah hidupnya padahal di drama ceritanya dia baru lulus SMA dan mau kuliah. Aku lulus SMA masih planga plongo mau ngapain, jujur bahkan bahkan pas mau lulus pun masih bingung mau kemana karena orientasinya sekolah terus. Dan pas nonton Itaewon Class beneran mind awakening “kenapa gak kepikiran sih dulu mau jadi apa”.

Itaewon Class

Buat teman teman yang baca tulisan ini semoga bisa jadi pengingat, penyesalan selalu ada tapi daripada tenggelam dalam rasa lebih baik move on secepatnya. Gak ada kata terlambat, mari mulai kenali diri dan tanya arah hidupnya mau kemana, kaya gimana. Karena yang paling mahal di dunia ini cuma waktu, gak bisa dibeli buat dibalik lagi.

Kalau saat ini belum benar benar tahu apa maunya diri dan kemana pengen ngarahinnya, jangan khawatir karena sebenarnya berapapun usia kita orang akan terus berkontemplasi sama dirinya sendiri dan bertanya apakah ini benar benar jalan yang ingin dilalui dan hal yang ingin dilakukan. Makanya kadang ada orang di usia tertentu mengambil keputusan besar yang ektrem.

Aku lupa pernah cerita atau belum di blog kalau sekarang aku sedang belajar FOKUS. kalau sebelumnya aku tipe yang ngerjain semuanya sekarang lebih memilah mana yang sepadan dengan waktu dan perhatian aku mana yang nggak. Memperbesar dan memperkuat skill di satu bidang sampai bisa jadi expertisenya daripada ngerjain banyak hal tapi hasilnya biasa aja.

Dan tahu gak yang lucu saat kita bertekad melakukan sesuatu kaya aku ingin fokus di bidang yang sedang aku tekuni, begitu terucap godaaan yang datang begitu besar. Tiba tiba banyak tawaran berdatangan, di sini jiwa serakah kita harus ditahan. Ingat kita punya batas kemampuan fisik dan pikiran serta waktu, bisa jadi cara Allah untuk memastikan apakah ini yang benar benar kita rencanakan.

Sumber : Instagram Greatmind

Bagian dari fokus adalah melihat hanya pada diri sendiri pake kacamata kuda kalau perlu, patokan dari perjalanan ini adalah diri kita sendiri. Kalau kata armuh ada fase “yaudah sih…” saat melihat teman seumur kita udah jauh melanglangbuana dari kita, atau memulai jauh lebih dulu dari kita. Itu bagian dari kisah hidup dan rejeki dia, sementara kita menjalani bagian kita sendiri.

We have to write our own story

Dalam satu thread twitter aku pernah baca tulisan seperti ini

“Kerja bertahun tahun udah punya apa?”

Ada orang yang mungkin kerja bertahun tahun untuk membiayai adiknya sekolah, bayar hutang keluarganya baru kemudian mikirin diri sendiri (sandwich generation). Ada juga orang yang mungkin kerja baru beberapa tahun sudah bisa beli ini itu (bisa jadi korban flexing atau atur uangnya pinter atau faktor x bertabur gula).

Kita gak pernah tahu dan sebenarnya bukan urusan kita sih karena ga akan bikin jalan rejeki kita lebih lancar. Tapi jujur ada masa masa aku ngerasa jadi “loser” saat lihat orang lain udah bisa punya ini itu sementara aku masih merasa jalan di tempat, sebetulnya lebih ke mencari penjelasan logis kenapa itu bisa terjadi supaya bisa belajar jadi orang yang lebih baik.

Kalau dulu pengen keliatan kaya itu cukup bawa anggur tanpa biji sama tempat pensil bertingkat ke sekolah sekarang mah tuntutannya banyak musti staycation, mobilnya ini, hapenya itu, nongkrongnya disini dan banyak lagi. Tapi kemudian bersyukur Prof Rhenald Kashali mulai angkat bicara di sini dan di Podcastnya Om dedi di sini. Saya dari dulu ngefans sama Prof Rhenald karena beliau salah satu orang pintar yang menyampaikan banyak ilmu bermanfaat secara sederhana dan scientific.

It’s a new world guys saat kita bisa lihat detail hidup orang lain dan dituntut untuk bisa lebih bijak maka terima kasih untuk orang orang yang bisa menyingkap behind the scene memberikan penjelasan masuk akal dan membuat semuanya terlihat lebih jelas.

Kembali dalam hidup ada fasenya kita harus ya udah lah ya dan menjalani hidup kita sebaik baiknya. Kontrol diri itu penting, pandangan tentang diri sendiri lebih penting lagi.Kalau kita percaya sama diri kita sendiri selanjutnya semesta dan isinya akan percaya sama kita.

Tulisan ini adalah kolaborasi saya dengan teman teman Bandung Hijab Blogger.

Bandung Hijab Blogger

Terima kasih sudah mampir. Love

petite second room

2 Comment

  1. Betul karena setiap individu is unik. Punya latar belakang berbeda, pendidikan berbeda, pengasuhan berbeda. Jadi semua berbeda gak bisa dibandingkan. Setuju sekali kak bahwa kita ya pake ukuran sepatu kita, selalu yakin Allah ngasih kehidupan baik ujian ataupun rezeki sesuai dengan kesanggupan kita. Ukuran 36 ya pas 36, ukuran 40 ya pas 40. Kalau terlalu kecil nanti sakit jempolnya, terlalu besar ntr copot2 pas jalan. Ya kan..

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *